kiyonten.desa.id - Indonesia adalah Negara yang kaya akan Keragaman budayanya. Bahkan Negara peserta KTT Asia-Afrika menjadikan Indonesia rujukan untuk mengelola keberagaman suku , agama , ras , dan antargolongan. Budaya yang menarik untuk disaksikan salah satunya ialah Ritual Keduk Beji Sendang Tawun.Ritual Keduk Beji Sendang Tawun adalah Upacara Adat membersihkan sendang di Desa Tawun Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi. Keduk berarti membersihkan, sedangkan Beji merupakan nama sendang yang dibersihkan. Hal menarik adalah dengan dibuatnya serentetan acara menurut adat Jawa selama lima hari sebelum pembersihan sendang dimulai.
Sendang Beji dipercaya sebagai tempat sakral. Sumber air ini digunakan untuk menyuplai air kolam renang di tempat wisata Tawun dan mengairi lahan pertanian penduduk. Di sebelah Sendang Beji terdapat makam leluhur dari Desa Tawun. Menurut kepercayaan masyarakat desa Tawun, bahwa di Sendang Tawun terdapat satu kekuatan mistis yang yang cukup kuat sehingga tempat tersebut dikeramatkan. Maka dari itulah perlu diadakannya suatu penghormatan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Menurut legenda bahwa pada abad ke-15 di daerah Padas (sekarang menjadi Kasreman) seorang pengembara bernama Ki Ageng Metawun berhasil menemukan sendang. Ki Ageng memiliki dua putera, yaitu Seconegoro yang menjadi senopati Mataram sedangkan Ludrojoyo bertahan di desa dan peduli nasib petani yang kekurangan air lantaran sendang berada di posisi lebih rendah.
Pada Kamis Kliwon, Raden Ludrojoyo bertapa matirto yaitu ulah tirakat atau bertapa dengan cara merendam diri di dalam air atau topo kungkum di sendang. Namun tepat tengah malam suasana menyeramkan, cahaya bulan tertutup awan tebal, terdengar suara ledakan sangat keras. Warga desa beramai-ramai menuju pusat ledakan yang diduga berasal dari Sendang Beji. Raden Ludrojoyo menghilang, sendangkan lokasi sendang berpindah dari tempat asal menuju ke sebelah utara yang lebih tinggi dari sawah penduduk. Raden Ludrojoyo tetap tidak diketemukan meskipun air sendang telah dikuras bersih. Untuk mengenang peristiwa tersebut warga mengadakan tradisi Keduk Beji sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan Raden Ludrojoyo.Upacara adat Keduk Beji dilaksanakan selama 5 hari sejak Kamis Kliwon sampai dengan Selasa Kliwon.
Makna filosofi ritual pembersihan kolam dan pemberian sesaji yang merupakan ungkapan syukur akan berkah yang telah diberikan dari sumber air tersebut. Dari segi sosiologis, Ritual Keduk Beji di Desa Tawun mempunyai makna sebagai wadah interaksi sosial yang dapat membina solidaritas sosial antar-masyarakat dan dengan pejabat pemerintah. Adapun nilai edukatif dalam mitos dan ritual ini adalah nilai moral, nilai adat (ritual), dan nilai sejarah. Hal lain yang juga menarik adalah ketika dua penyilem (penyelam) mengganti kendi yang secara tidak langsung air sendangpun juga diganti sehingga kebersihan airnya dapat terjaga. Selain itu, mengajarkan tentang kebersihan dan peduli terhadap lingkungan sekitar, mempertahankan adat istiadat dan menghormati leluhur, memberikan kekuatan moral untuk berlindung kepada Yang Maha Kuasa.